Review Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) Tahun 2020.

  • Dec 01, 2020
  • lengkong

Lengkong, 01 Desember 2020.     [caption id="attachment_3450" align="aligncenter" width="300"] Peserta rapat sebelum masuk di cek suhu badannya untuk antisipasi penyebaran Covid-19[/caption] [caption id="attachment_3448" align="aligncenter" width="300"] Pegawai dkp KAB Pati menjelaskan keadaan Pugar tahun 2020.[/caption]

lengkong-batangan.desa.id. Hari ini Selas tanggal 01 Desember 2020 ada kegiatan Review Pengembangan Usaha Garam Rakyat tahun 2020 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati. Pelaksanaannya di rumah makan "Rumah Cabe " Pati. Dalam rapat ini tetap mengikuti protokol kesehatan sebelum memasuki ruang rapat peserta di cek suhu tubuhnya untuk antisipai penyebarang covid-19, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker.

 

Dalam pelaksanaan dihadiri Kabid Pengembangan usaha garam rakyat  bp Johannes Harnoko mewakili Kepala Dinas  Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang berhalangan hadir dan nara sumber dari  Kasi Data  dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang bp IIS Widya Harmoko.

Dalam sambutannya  bpk Johannes Harnoko mengatakan bahwa untuk musim tahun ini petani mengalami nasib tidak beruntung karena  harga garam belum begitu membak dan musim kemarau yang basah artinya tidak sebaik musim kemarau ahun 2019 yang panjang dan harganyapun membaik.

  [caption id="attachment_3451" align="aligncenter" width="300"] Nara sumber dari Klimatologi Kelas l Semarang menjelaskan curah hujan dan musim Tahun 2021 yang akan datang[/caption]

Maka ia berpesan walaupun harga belum membaik dan curah hujan mulai turun maka harapannya petani tetap semangat membuat garam yang terbaik agar dapat diterima dipasaran sehingga mudah untuk dijualnya.  Dalam Pengembangan Pugar Tahun 2020  ada Anggaran Biaya Tambahan ( ABT ) bagi Desa yang belum tercaver usulan tahun ini mudah-mudahan tahun yang akan datang mendapatkan bantuan sarana prasarana ABT, Seperti tahun ini ada 12 desa yang mendapatkan ABT Tahun 2020.

     

Acara diteruskan oleh nara sumber dari BMKG mengatakan bahwa curah hujan di Indonesia dipengaruhi beberapa hal antara lain:      1. La Nina pada berpotensi menimbulkan curah hujan hingga 40% dari normalnya.

2. Peningkatan curah hujan  d Wilayah Kabupaten Pati saat La Nina bervariasi antara 0% hingga >40%. 3. La Nina sangat mempengaruhi terhadap peningkatan curah hujan saat Periode Musim Kemarau ( Juni-Juli-Agustus-September).

4. Beberapa institusi memprediksi La Nina dengan intensitas Lemah-Moderat hingga  bulan Mei 2021, apabila kondisi La Nina masih seperti yang diprediksi. hal tersebut menambah peluang peningkatan curah hujan  di Wilayah Jawa Tengah saat periode musim kemarau.

5. Prakiraan Hujan pada Bulan Desember 2020 sampai dengan Februari 2021 secara umum masih dalam kategori Menengah- Tinggi-  Sangat Tinggi. 6. Kabupaten Pati diprakiraan sedang memasuki Musim Penghujan. 7. Puncak Hujan diprakirakan pada Bulan  Januari dan Februari . 8. Panjang Musim Hujan  diprakirakan sekitar 5-6 Bulan. 9. Informasi Cuaca bisa diakses mealui alamat  cuacajateng.com maupun Aplikasi Info BMKG.  

    legimanmuhlis@sideka.id